Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempercepat imunisasi kepada anak-anak agar terhindar dari penyakit yang menyebabkan kematian. Pasalnya, pelaksanaan imunisasi anak sempat menurun saat pandemi covid-19.
"Jakarta perlu melakukan percepatan pascapandemi, salah satunya di bidang program imunisasi rutin ini yang bertujuan untuk melindungi para anak kita dari penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kematian jika diderita oleh anak," kata Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekretaris Daerah (Setda) DKI Widyastuti dalam acara puncak Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2023 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (13/5/2023).
Widya menjelaskan, masa pandemi telah memberikan beberapa tantangan tersendiri di Provinsi DKI Jakarta. Seperti, rendahnya akses terhadap pelayanan imunisasi dan pelayanan kesehatan ibu hamil.
Untuk itu, ia berharap momentum Pekan Imunisasi Dunia ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas soal imunisasi anak. Ia menekankan, imunisasi bukan hanya untuk melindungi anak, tapi juga keluarga dan masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DKI Ani Ruspitawati menyebut, penurunan cakupan imunisasi di Jakarta selama 2020 dan 2021 menyebabkan beberapa penyakit kembali muncul. Seperti difteri, campak, hingga TBC.
“Saat ini, puskesmas aktif bermitra dengan fasilitas kesehatan di wilayahnya untuk melakukan jemput bola dan imunisasi kejar untuk anak balita (sebelum lima tahun) yang belum lengkap imunisasinya," tutur Ani.
Ia menilai RT, RW, kader, tokoh masyarakat dan tokoh agama memiliki peran penting dalam imunisasi anak. Mereka diyakini dapat menciptakan cakupan imunisasi yang tinggi, merata, dan bermutu.
Adapun jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah, seperti Hepatitis B, BCG, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Haemophilus Influenzae Tipe B, Campak, Rubella, dan Human Papilloma Virus (HPV).