Tidak hanya di Asia, gelombang panas mulai terasa hingga ke Eropa. Di Spanyol, rekor suhu terpanas mencapai 40 derajat celsius. Akibatnya, ancaman gangguan kesehatan mengintai.
Kenaikan suhu hingga 30 derajat celsius menyengat Kota Madrid, Spanyol. Bahkan di bagian selatan Spanyol, kenaikan suhu mencapai 40 derajat celsius padahal musim panas belum dimulai. Warga Spanyol pun kesulitan beraktivitas di luar ruangan.
Biasanya musim panas di kawasan Mediterania dimulai Juli-Agustus. Namun beberapa tahun ke belakang, jadwal musim panas semakin tak tentu.
“Musim dingin tahun lalu layaknya musim panas. Musim semi pun, juga terasa panas. Saya heran dengan cuaca bulan ini. Kita harus lakukan sesuatu terhadap situasi ini,” kata warga Spanyol bernama Mari Carmen.
Anak-anak hingga orang tua jadi kelompok yang paling rentan terhadap kondisi ini. Terlebih mereka yang memiliki penyakit penyerta. Sengatan panas di Spanyol bisa makin melemahkan ketahanan fisik mereka.
Keluhan datang dari pelatih olahraga Pedro Alonso yang makin kesulitan untuk menyesuaikan jadwal latihan anak didiknya. Panasnya Madrid membuat para atlet lebih cepat kelelahan.
Berdasarkan rilisan resmi pemerintah, tercatat lebih dari 5.800 orang terimbas gelombang panas di 2022. Tercatat keparahan terhadap kelompok renta yang berujung meningkatnya kasus meninggal dunia.
Atas fatalitas ini, dokter menyarankan agar warga mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem panas.
Peningkatan suhu semakin menggila karena area hijau di Madrid terus berkurang. Masifnya pembangunan kota berdampak langsung terhadap kenaikan suhu di negeri Matador ini.
Maka tak heran konsumsi listrik di negara ini meningkat. Semua orang menyalakan pendingin ruangan hampir sepanjang hari. Bahkan penjualan pendingin ruangan meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.