Ramadan di Pesantren Tebuireng
N/A • 28 March 2023 16:59
Momen Ramadan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, diisi santri dengan memperdalam ilmu agama, yakni mengkaji kitab-kitab klasik karangan sang pendiri pesantren, KH Hasyim Asy'ari.
Ketika Adzan Zuhur berkumandang, ribuan santri Pondok Pesantren Tebuireng bergegas menuju masjid utama, untuk melaksanakan ibadah salat berjemaah. Selepas salat fardu, mereka mengkaji puluhan kitab kuning sepanjang ramadan.
Kitab-kitab yang diperdalam antara lain karya pendiri Nahdatul Ulama (NU) yang juga pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari, hingga kitab-kitab klasik lainnya, seperti karya Syaikh Nawawi Al-Bantani hingga Shohih Bukhori.
Paling unik yakni mengkaji kitab KH Hasyim Asy'ari, seperti Kitab Hadzihi Risalah Jamiah Maqasid, Kitab Irsyadul Mukminin, hingga risalah ahli sunah wal jamaah. Kajian dilakukan dengan metode klasik atau sorogan, yakni sang guru membaca, mengartikan dan menerangkan santri menyimak dan memberi arti.
Dimas Fahriansyah, santri asal Nusa Tenggara Timur ini antusias mengkaji kitab karya KH Hasyim Asy’ari.
Kajian kitab KH Hasyim Asy'ari ini diajarkan secara khusus oleh sang cucu, Kiai Fahmi Amrullah Hadziq alias Gus Fahmi. Di depan mimbar, pengasuh Pesantren Tebuireng ini menerangkan secara gamblang kitab karangan kakeknya itu.
Kitab Irsyadul mukminin, berisi tentang kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, juga tentang tauladan-tauladan tentang Nabi Muhammad. Dalam kajian, para santri diharapkan bisa meneladani sifat-sifat rosulullah di dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, terdapat juga pengajian kilatan hingga 17 Ramadan, yang dilakukan lima waktu setiap hari. Tujuannya, agar santri mendapatkan berkah bulan Ramadan.
Tak hanya mengkaji kitab klasik, para santri juga kerap memanfaatkan waktu puasa dengan membaca beberapa kitab-kitab lain di perpustakaan. Selain kitab kitab tentang agama, mereka juga kerap mencari kitab-kitab sejarah.
(M. Khadafi)